Sabtu, 26 Juli 2014

Budidaya Mangga

A. PENDAHULUAN 
Produksi mangga pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar, khususnya pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya disebabkan produktivitas rendah tetapi juga kualitasnya masih kurang. Kondisi ini disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang belum optimal.
Memperhatikan hal tersebut PT. NATURAL NUSANTARA membantu peningkatan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (Aspek K-3). sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.

B. AGROEKOLOGI
Tanaman mangga tumbuh baik pada ketinggian 50-300 m dpl pada lapisan tanah tebal dan struktur tanah remah dan berbutir-butir.
C. VARIETAS
Varietas yang bernilai jual tinggi antara lain Gadung 21 atau Arumanis 143. Varietas lainnya adalah Manalagi 69, Lalijiwo, Chokanan dan Golek 31.
D. PERSIAPAN LAHAN
Lubang tanam dibuat 1-2 bulan sebelum tanam,ukuran 1 m x 1m x 1 m dan jarak tanam 6 m x 8 m. Dua minggu sebelum pelaksanaan tanam, tanah galian dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam dengan campur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Akan lebih optimal siram SUPERNASA (0,5 sdm / + 5 lt air/pohon).
E. PENANAMAN
Penanaman di awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas. Kedalaman tanam + 15-20 cm diatas leher akar dan tanah disekitar tanaman ditekan ke arah tanaman agar tidak roboh. Tanaman diberi naungan dengan posisi miring ke barat dan selanjutnya dikurangi sedikit demi sedikit.
F. PEMUPUKAN
  • Pupuk Kandang (PK) diberikan 1 kali pada awal musim hujan. Caranya dibenamkan disekitar pohon selebar tajuk tanaman atau menggali lubang pada sisi tanaman. Mangga umur 1 – 5 tahun diberi 30 kg PK, umur 6 – 15 tahun diberi 60 kg PK. Akan lebih optimal jika ditambahkan ~ ~ SUPERNASA atau jika pupuk kandang sulit dapat digunakan SUPERNASA dengan dosis :
  1. Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
  2. Alternatif 2 : 1 botol SUPERNASA encerkan dalam 2 lt (2000 ml) air jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 lt air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk menyiram per pohon.
  • Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.
  • Penyemprotan POC NASA (4-5 ttp/tangki) atau lebih optimal POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp ) per tangki setiap 1 – 3 bulan sekali.
  • Pupuk NPK 2 kali setahun di awal (Nopember – Desember), akhir musim hujan (April – Mei) dosis sebagai berikut :
Umur (th)PK
(kg)
Dosis Pupuk Makro (KG/Pohon)
ZA TSPKCl
1 – 320 – 300.5 – 10.25-0.50.25-0.5
4 – 630 – 401 – 20.5 – 10.5 – 1
7 – 1050 – 602 – 31 – 1.51 – 1.5
> 1050 – 603 – 41.5 – 21.5 – 2

G. PEMANGKASAN

Pangkas Bentuk (3 tahap) :
Tahap I : umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang setinggi 50 – 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya menyebar.
Tahap II : pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 – 2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masing-masing cabang dipelihara 3 tunas. Jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1- 3 – 9.
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi.
H. PANGKAS PRODUKSI
Pemangkasan ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering, cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah panen.
I. PENDANGIRAN
Dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam tanah mati.
J. MULCHING (MULSA)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas pangkasan / tanaman sela.
K. PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian gulma dilakukan minimal 3 kali setahun.
L. INDUKSI BUNGA
Untuk merangsang pembungaan digunakan Pupuk Organik Padat SUPERNASA dengan dosis 1-2 sendok/pohon dicampur 10 liter air disiramkan secara merata di bawah kanopi pohon setelah pupus kedua ( Februari-Maret) dan disemprot POC NASA (3-4 ttp/tangki) + HORMONIK (1 ttp) per tangki.
M. PENGELOLAAN BUNGA DAN BUAH
Pengelolaan bunga dan buah dilakukan 4 kali, pada saat bud break, bud elongation, mango size (kacang hijau) dan marble size (jagung). Pupuk yang digunakan :
  1. Monokalsium Phospat ( MKP ) diberikan sebelum muncul tunas baru atau bud break dan pada saat bud break atau bud elongation (dosis 2,5 gr/liter).
  2. POC NASA diberikan saat bud break, bud elongation, (dosis 4-5 tutup/tangki).
  3. POC NASA (3-4 ttp) + HORMONIK (1 ttp) per tangki diberikan pada saat mango size dan marble size.
Untuk meningkatkan pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan buah gunakan POWER NUTRITION yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan. Cara aplikasinya adalah : Larutkan 3 sendok makan POWER NUTRITION ke dalam 10 liter air. Siramkan merata pada perakaran di sekitar batang pada pagi atau sore hari. Agar peresapan nutrisi menjadi optimal bisa ditambahkan AERO 810 dalam lautan POWER NUTRION tadi.
HAMA DAN PENYAKIT.
a. Tip Borer, Clumetia transversa
Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas daun atau malai bunga menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur hara terhenti kemudian mati. Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar, pendangiran untuk mematikan pupa, penyemprotan dengan PESTONA.
b. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )
Hama ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang pertama terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Tempat tusukan bisa menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan seperti terbakar, warna coklat dan menggelinting. Apabila bunga diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh. Pengendalian : tunas muda terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap warna kuning, pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA.
c. Ulat Phylotroctis sp.
Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering menggerek pangkal calon malai bunga. Telur Phyloctroctis sp. menetas dan dewasa menyerang tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena lapisan absisi pada tangkai buah bernanah kehitaman. Aktif pada malam hari. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Seed Borer, Noorda albizonalis
Hama ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya meninggalkan bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini langsung menggerek biji buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda dengan Black Borer yang menggerek buah pada bagian pangkal buah. Lubang gerekan dapat sebagai sumber penyakit. Pengendalian : pembungkusan buah, kumpulkan buah terserang lalu dibakar, semprot dengan PESTONA.
e. Wereng mangga ( Idiocerus sp.)
Serangan terjadi saat malai bunga stadia bud elongation. Nimfa dan wereng dewasa menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga, sehingga kering, penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati. Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya penyakit embun jelaga (sooty mold) dengan dikeluarkan embun madu dari wereng yang dapat menyebabkan phytotoxic pada tunas, daun dan bunga. Pengendalian : pengasapan, penyemprotan BVR/PESTONA sebelum bunga mekar/pada sore hari.
f. Lalat Buah ( Bractocera dorsalis )
Buah yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi kuning, buah busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator yaitu memungkinkan serangan hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan bakteri. Pengendalian : pembungkusan buah, pemasangan perangkap lalat buah.
g. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)
Terjadi bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan menghebat jika terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga dan waktu malam hari timbul embun yang banyak. Apabila bunganya terserang maka seluruh panenan akan gagal karena bunga menjadi rontok. Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian tanaman terserang dikumpulkan dan dibakar.
h. Penyakit Recife, Diplodia recifensis
Penyakit ini disebut juga Blendok, vektor penyakit ini adalah kumbang Xyleborus affinis. Kumbang ini membuat terowongan di batang/cabang kemudian dan cendawan Diplodia masuk ke dalam terowongan. Di luar tempat kumbang menggerek akan keluar blendok (getah). Penyakit mangga lainnya seperti embun jelaga (jamur Meliola mangiferae), kudis/scab (Elsinoe mangiferae), bercak karat merah (ganggang Cephaleuros sp.)
Catatan : Jika Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis + 5 ml (0,5 tutup)per tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
N. PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilakukan pada umur + 97 hari setelah bunga mekar, buah berbedak, dan pada jam 09.00 – 16.00 WIB dengan menyisakan tangkai buah sekitar 0,5 – 1 cm.

Sabtu, 19 Juli 2014

TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG SUPER NASA

I. PENDAHULUAN
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan ( Aspek K-3).


II. SYARAT PERTUMBUHAN
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).

B. Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.

C. Pemupukan




Waktu


Dosis Pupuk Makro (per ha)




Dosis POC
NASA


Urea (kg)

TSP (kg)

KCl (kg)

Perendaman benih
-

-
-

2 - 4 cc/ lt air

Pupuk dasar
120
80
25

20 - 40 tutup/tangki
( siram merata )


2 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram)


Susulan I (3 minggu)
115

-
55


-

4 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )


Susulan II (6minggu)
115
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )


Catatan : akan lebih baik pupuk dasar menggunakan SUPER NASA dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : 1 gembor (10-15 lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 m bedengan.



D. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
  1. Tumpang sari ( intercropping ) : melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
  2. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ): dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
  3. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ): pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
  4. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) : penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
2. Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Panen <>E. Pengelolaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

3. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.

4. Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

F. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

2. Penyakit
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan GLIO

b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO

c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.

d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .

e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

G. Panen dan Pasca Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.

2. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.

4. Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.

5. Pemipilan
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

6. Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.

Kamis, 17 Juli 2014

Penyebab miss v becek

Penyebab miss v becek  disebabkan oleh kondisi ketika cairan lendir keluar terlalu banyak. Seperti organ lainnya, pada umumnya miss V juga sering mengalami masalah yang membuat wanita resah. Hal ini seringkali mengganggu bahkan ketika bersenggama. Lendir dari miss V yang terlaly banyak, dapat menyebabkan gesekan penis pada dinding miss V menjadi terlalu lancar. Hal ini dapat menyebabkan gesekan menjadi tidak terlalu terasa. Akibat yang paling fatal dari miss V yang becek yakni gairah suami bisa turun. Mengapa Miss V bisa becek? Apakah Anda mengalaminya juga?
Berikut ini beberapa penyebab miss v becek jadi Anda dapat melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
Infeksi
Bisa saja miss V Anda terkena infeksi. Atau, mungkin saja mulut rahim yang terkena infeksi. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya bakteri merugikan yang berkembang dalam vagina. Infeksi ini dapat mengakibatkan vagina bereaksi, yakni adanya cairan keputihan. Cairan keputihan ini jika ditambah dengan lendir lubrikasi ketika senggama terjadi dapat menyebabkan volume cairan bertambah sehingga vagina menjadi becek.
Tanda jika mulut rahim terkena penyakit atau suatu kerusakan yakni adanya keputihan berbau yang kadang-kadang bercampur dengan darah. Hal ini seringkali terjadi setelah bersenggama selesai.
Jika miss V Anda diduga terkena infeksi mulut rahim, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan Pap’s smear serta pemeriksaan yang dilakukan pada bagian dalam vagina. Hal ini dilakukan agar bisa diketahui penyebab keputihan sebenarnya serta agar penyebab miss v becekdapat segera diatasi.
Mungkin Anda takut akan biaya yang mahal. Anda sebenarnya bisa melakukan pemeriksaan di puskesmas yang ada dokter kandungannya. Atau bisa juga dengan menggunakan produk Crystal X untuk mengatasi miss v yang becek.
Suhu yang Meningkat dalam Vagina
Hal ini biasanya dikarenakan oleh terlalu ketatnya celana dalam yang dipakai. Atau seringkali penderita suka mengenakan jeans atau legging yang terlalu ketat. Jika hal ini terjadi pada Anda, maka sebaiknya Anda harus segera menghindari mengenakan celana ketat, baik celana dalam maupun celana luaran.
Selain itu, hindari juga celana dalam yang tidak menyerap keringat. Hal ini untuk menghindari terjadinya perkembangbiakan bakteri pada miss v Anda. Gunakan celana dalam berbahan katun. Disarankan juga pada Anda untuk menggunakan celana luaran yang sewajarnya saja agar penampilan tetap menarik dan jangan terlalu ketat.
Adanya Gangguan Hormon
Penyebab miss v becek bisa juga dikarenakan oleh gangguan hormon. Misalnya menggunakan suntik KB atau karena infeksi seperti yang sudah disebutkan di atas. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan hormon. Peningkatan hormon estrogen dapat mengakibatkan terjadinya keputihan yang cukup banyak sehingga miss V menjadi becek.
Untuk mengatasi Miss V becek bisa menggunakan Crystal X. Crystal x sudah teruji sebagai Obat miss v becek yang ampuh.

Kemaluan Jadi 'Becek' Gara-gara Kena Jamur,

Infeksi jamur pada vagina (Tinea Vaginalis) dapat disembuhkan dengan obat obat anti-mycosis. Hal ini akan membuat lubrikasi (pelendiran) vagina menjadi berlebihan dan smelly (kurang sedap baunya).
Dengan kondisi demikian, bisa saja membuat pasangan Anda menjadi tidak nyaman. Anda tidak usah risau, infeksi jamur dapat disembuhkan dengan obat anti-mycotic yang tepat.
Telah hadir Formula Rahasia Pusaka wanita untuk menjaga kesegaran dan kesehatan organ intim wanita. Crystal-X akan merawat, menjaga kesehatan dan kesegaran miss V sehingga terbebas dari kuman, bakteri negatif dan jamur merugikan, serta mencegah resiko serangan KANKER Organ Kewanitaan.

Crystal-X merupakan produk kesehatan yang diformulasikan khusus bagi wanita dewasa yang telah menikah atau masih gadis untuk menjaga kesehatan bagian organ penting kewanitaannya.
Bahan Crystal-X :
Mineral alam yang memiliki fungsi antiseptik membunuh kuman, jamur dan bakteri yang menyebabkan keputihan, mengeluarkan kotoran yang menempel di dinding vagina, mencegah berkembangnya virus kanker, menghilangkan bau tak sedap serta menetralkan ph. Fungsi antiseptik ini masih diperkuat dengan zat-zat antiseptik yang terdapat di daun sirih yang sudah terkenal sejak jaman nenk moyang kita untuk perawatan kewanitaan.
Ekstrak Rumput Laut untuk memberikan nutrisi pada lapisan kuliat epital sehingga Vagina menjadi lembut dan lebih peka.
Minyak Viniell yang berfungsi melenturkan dan merapatkan vagina.
Bahan-bahan tersebut telah dipadatkan sehingga dapat digunakan untuk membersihkan alat reproduksi wanita hingga kedalam sehingga bisa memberikan manfaat yang lebih besar daripada hanya sekedar membersihkan bagian luarnya saja.
Crystal-X didesign unik berbentuk Crystal seperti Lipstick tetapi Lipstick khusus miss V, memiliki dimensi panjang 6 cm dan diameter 1 cm dengan permukaan yang halus sehingga nyaman dan aman untuk digunakan.

Manfaat Crystal-X :
Mengaktifkan dan melenturkan kembali selaput vagina
Menyempitkan vagina "seperti" kembali perawan
Menambah "daya cengkeram" organ kewanitaan
Menambah kepekaan vagina akan rangsangan
Membantu menghilangkan bau tidak sedap di vagina
Membuat aroma vagina menjadi lebih segar
Membunuh kuman atau bakteri merugikan
Mencegah dan menyembuhkan keputihan
Membersihkan kerak atau kotoran di selaput vagina
Menyembuhkan iritasi diselaput vagina
Mencegah terjadinya kanker alat reproduksi wanita
Pada awal peluncuran produk ini digunakan dengan manfaat umum yaitu sebagai bahan cleansing vagina dan perawatan rutin vagina agar tetap sehat, terbebas dari bau, terbebas dari keputihan dan terawat.
Namun pada kenyataannya justru terjadi fenoma yang macam-macam, di antaranya :
Keputihan hilang
Mampu mengembalikan keremajaan dan kekencangan vagina. Urusannya pasti akhirnya ke arah itu, seperti misalnya menaikkan sensitifitas vagina akan rangsangan dan menaikkan libido wanita.
Mampu menunda proses menopause. Dengan pemakaian rutin selamat 1 minggu saja, “kelembaban” didapat lagi.
Bisa menyuburkan kandungan. Pengalaman beberapa ibu lama nggak hamil, pemakaian rutin kurang dari 1 bulan sudah membuahkan hasil.
Bisa menyembuhkan ambien, terjadi ‘malfungsi’ di sini.
Yang paling ekstrim adalah pengalaman Crystal-X mampu menyembuhkan mengusir penyakit kelamin
Jadi mulai sekarang anda tidak perlu repot-repot lagi menyediakan seduhan sirih, minum obat kimia anti keputihan, minum sari rapet atau bahkan gurah vagina ataupun yang lainnya yang pada dasarnya mempunyai resiko buruk bagi kesehatan tubuh kita, cukup dengan keajaiban satu batang stick ajaib Crystal-X.
Cara Pemakaian :
Bagi yang SUDAH MENIKAH :
Basahi Crystal -X dengan air kemudian masukkan ke vagina sedalam 4 cm dan putar +- 10 hitungan (10 detik)
Keluarkan dan bersihkan dengan air, kemudian di lap dengan kain kering
Simpan ditempat kering.
Bagi yang BELUM MENIKAH
Cara pakai Natural Crystal -X ada 3 pilihan :
Rendam Natural Crystal -X dalam air suam-suam kuku selama 1 menit dan dipakai untuk membersihkan organ kewanitaan.
Sama dengan cara no. 1, tetapi menggunakan kain yang halus dipakai untuk membersihkan organ kewanitaan.
Sediakan air suam-suam kuku, rendam Natural Crystal -X selama 1 menit dalam baskom, kemudian rendam / duduki baskom tersebut.
Dosis pemakaian :
2 kali sehari sehabis mandi (untuk perawatan)
Disarankan untuk dipakai 5 menit sebelum dn sesudah berhubungan intim
Catatan :
Untuk sebagian pemakai Natural Crystal-X kadang-kadang saat pemakaian awal akan terasa perih, ini disebabkan terjadinya proses penyesuaian pH (derajat keasaman) vagina. Jika anda mengalaminya, teruskan saja penggunaan Natural Crystal-X. Aman kok..
1-2 hari setelah pemakaian Natural Crystal-X biasanya akan keluar cairan dari Mrs. V. Hal ini menandakan bahwa telah mulai proses pembersihan vagina. Hal ini normal terjadi. Untuk mereka yang banyak beraktivitas di luar rumah bisa menggunakan dahulu pembalut yang tipis.
Perhatian :
Tidak boleh digunakan pada saat menstruasi atau masa kehamilan
Perlu di jaga hati-hati dan jangan sampai terjatuh karena sifatnya mudah pecah

Manufactured by :
CV. Indo Raya Utama
Distributed by :
PT. Natural Nusantara
Tentang Crystal X PT.Natural Nusantara
1.Crystal X Diramu dari bahan organik & tumbuhan yang mengandung sulfur, Antiseptic, minyak vinieill. Bahan tersebut dipadatkan sehingga dapat digunakan untuk membersihkan alat reproduksi wanita hingga ke dalam.
2.Mineral alami Crystal X memiliki fungsi membunuh kuman, jamur dan bakteri merugikan yang menyebabkan keputihan, mengeluarkan kotoran yang menempel di selaput dinding vagina, mencegah berkembangnya virus kanker, menghilangkan bau tak sedap, dan menetralkan pH.
3.Fungsi anti septik Crystal X masih diperkuat dengan zat-zat anti septik yang terdapat di daun sirih yang sudah terkenal sejak zaman nenek moyang kita untuk perawatan kewanitaan.
4.Ekstrak rumput laut dalam Crsyatl X memberikan nutrisi pada lapisan kulit epital sehingga vagina menjadi lembut dan lebih peka.
5.Mineral viniel Crystal X berfungsi melenturkan dan merapatkan vagina
6.Natural Crystal X PT.Natural Nusantara mempunyai panjang 6 cm dengan diameter 1 cm dengan permukaan yang halus sehingga aman & nyaman untuk digunakan untuk siapa saja asalkan sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan.
Keampuhan Crystal X PT.Natural Nusantara
1.Crystal X Ampuh Membunuh kuman, jamur dan bakteri.
2.Crystal X Mampu Mengaktifkan dan melenturkan miss V.
3.Crystal X Mengatasi Bau Tidak Sedap
4.Crystal X Seabgai Pencegah dan menyembuhkan keputihan.
5.Crystal X Tuntas Membersihkan kerak dan kotoran di selaput miss V.
6.Crystal X Akan Menambah kepekaan terhadap daya rangsang.
7.Crystal X Bisa Menyembuhkan iritasi diselaput miss V.
8.Crystal X Dahsyat Mencegah tejadinya kanker alat reproduksi wanita.
Crystal-X PT.Natural Nusantara Mudah Digunakan:
1.Basahi Crystal-X dengan air, kemudian masukan ke miss V sedalam 4cm dan putar kurang lebih 10 hitungan (10 detik).
2.Keluarkan dan bersihkan dengan air, kemudian dilap dengan kain kering.
3.Simpan di box penyimpanan disuhu yang normal.
4.Dipakai 1-2 kali sehari sehabis mandi (untuk perawatan).
5.Disarankan untuk dipakai 5 menit sebelum dan sesudah berhubungan intim.
6.Untuk masih gadis, rendam Crystal-X kedalam air kurang lebih 2 menit, gunakan air rendaman untuk mencuci miss V secara terstur.
Efek Positif Setelah Menggunakan Crystal X PT.Natural Nusantara
1.Pemakaian 1-7 hari akan keluar kotoran dari vagina dan masing-masing orang bentuknya beda, ini bukti bahwa ternyata rongga vagina itu kotor dan perlu dibersihkan, pakai terus pastii bersih.
2.Akan keluar cairan bening yang berefek rasa gatal, hal ini wajar karena cairan bening tersebut mengandung bakteri, terus pakai gatal-gatal akan hilang dengan sendirinya.
3.Vagina akan bersih, tidak bau, kencang dan menyempit sehingga akan memberikan kepuasan anda & pasangan anda.
4.Pemakaian jangka panjang tidak akan memberikan efek negatif karena Crystal-X dirangcang untuk mencegah penyakit dan penggunaannya pada organ luar sehingga tidak berefek pada organ dalam.
PERHATIAN : Tidak boleh digunakan pada saat menstruasi atau masa kehamilan Perlu di jaga hati-hati dan jangan sampai terjatuh karena sifatnya mudah pecah Khusus untuk gadis/perawan, gunakan air rendaman Crystal-X untuk pengobatan

Cara Atasi Vagina “Becek” dengan CRYSTAL X

sekarang waktunya saya berbagi info mengenai vagina “becek” ini.  (Maaf sebelumnya saya menggunakan istilah “becek” karena memang istilah ini yang umum dikenal di masyarakat).
“Becek” atau cairan terlalu berlebih pada vagina sering menjadi permasalahan kaum hawa. Hati-hati saja, pasalnya cairan vagina yang terlalu berlebih pada vagina membuat pasangan tidak merasakan kenikmatan apapun saat penetrasi. Akibatnya, gairah pasangan bisa melorot. Ujung-ujungnya suami Anda pun malas mengajak Anda berhubungan intim lagi.Dan tidak jarang,  para istripun menjadi tidak pede di depan suami.
Nah, lhooo…?! Sebelum masalah tersebut menimpa Anda, yuk cari tahu sebab dan langkah untuk mencegah atau mengatasinya…



Kadar lendir vagina yang normal, tidak bisa ditentukan berapa volumenya, yang penting jumlahnya tidak terlalu berlebihan dan tidak terlalu sedikit.Masalahnya jika lendir vagina yang keluar ini jumlahnya berlebihan, maka akan mengganggu kenikmatan dalam berhubungan intim.” Suami bisa tidak merasakan apa-apa, karena setiap penetrasi Mr. P nya terpeleset terus karena banyaknya cairan yang keluar.” Hal ini bisa membuat gairah pasangan ” melorot/menurun.”
Cairan ( lendir) yang keluar dari liang vagina atau sekret adalah hal normal yang dialami setiap wanita setiap kali terangsang secara seksual, hanya saja bentuknya encer dan jernih.Lendir vagina diperlukan untuk memastikan vagina dalam keadaan yang optimal saat penetrasi berlangsung.
Untuk mengetahui “becek” ini biasanya dilihat dari adanya “bekas” dicelana dalamnya, yang umumnya berbekas seperti “plak.” Untuk memastikannya harus dilakukan pemeriksaan, karena dikhawatirkan penyebabnya karena adanya luka di mulut rahimnya. Luka ini akan menyebabkan tubuh bereaksi untuk mengeluarkan cairan secara berlebihan.

Terus…Apa Sih Penyebab Vagina “Becek”??
1. Adanya Infeksi Pada Vagina, karena pengaruh masuknya kuman atau jamur. Infeksi ini biasanya menyebabkan keluarnya cairan keputihan, yang jika bercampur dengan lubrikasi hasilnya sangat banyak.
2. Wanita tersebut punya “bakat” untuk mengeluarkan cairan berlebih dari tubuhnya, terutama orang yang bertubuh gemuk.
3. Pemakaian celana jeans yang terlalu ketat sehingga terjadi peningkatan suhu dari vagina.
4. Tingginya hormon estrogen,sehingga menyebabkan tingginya produksi cairan dari vagina.
5. Kondisi kesehatan umum, yang ikut mempengaruhi.

Cara Mengatasi Vegina “Becek”??
Kalau memang sekret itu terjadi karena infeksi, maka pengobatannya dilakukan dengan memberikan antibiotik yang sesuai dengan penyebabnya. Sebaliknya, jika penyebabnya karena “bakat” memang agak susah untuk disembuhkan.Bukannya tidak bisa, hanya agak sulit, maka dianjurkan untuk sering membasuh vagina.
Untuk membasuh vagina cukup menggunakan air bersih. Pemakaian sabun dikhawatirkan akan menyebabkan iritasi.
Sementara, untuk menghindari terjadinya peningkatan suhu pada vagina, disarankan untuk menghindari pemakaian celana yang terlalu ketat. Disarankan untuk berganti celana dalam sesering mungkin.

CRYSTAL X FOR WOMEN SOLUSI AMPUH VAGINA “BECEK”

Crystal X stick khusus yang dimaksudkan untuk menjaga kesatan vagina sangat ampuh untuk mengatasi keluhan para bunda. Bahan aktifnya akan membunuh kuman, jamur, bakteri penyebab keputihan dan rasa gatal di area organ intim.
Crystal X akan menyeimbangkan pH organ intim sehingga menghindarkan wanita dari potensi keputihan. Perlu diketahui, bahwa ketidak seimbangan pH organ intim  akan memicu tubuh mengeluarkan cairan berlebih lewat organ intim. Vagina pun atau tercium lebih harum dan segar.
Crystal X akan mengikat cairan berlebih dalam liang vagina dan mengeluarkannya dg cepat serta mengatasinya sehingga cairan vagina perlahan akan berkurang dan normal kembali. Vaginapun akan menjadi lebih SEHAT, KESAT, KETAT, LEGIT, dan MENGGIGIT  bagi suami..:)
Ekonomis karena 1 Stick Crystal X bisa dipakai 2-3 bulan.
Aman dan resmi terdaftar di Balai POM!! Ribuan wanita telah membuktikan KHASIAT DAHSYATNYA dalam WAKTU SINGKAT!!!
Sayang Suami?? Jangan tunda, segera PESAN CRYSTAL X FOR WOMEN untuk KEBAHAGIAAN bersama SUAMI TERCINTA.

Teknik Budidaya Strawberry



Teknik Budidaya Strawberry 


Pupuk Organik NasaMenghadirkan cara penanaman Strawberry yang tepat guna bagi para petani sesuai anjuran dari PT Natural Nusantara.Prospek agribisnis strawberry di Indonesia cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun meningkat.
Dengan semangat ramah lingkungan pemakaian pupuk organik NASA mampu meningkatkan produktivitas secara Kuantitas, Kualitas dan tetap berdasarkan kelestarian lingkungan (Aspek K3).
SYARAT PERTUMBUHAN
Lama penyinaran matahari 8 – 10 jam hari. Curah hujan berkisar 600 700 mm pertahun. Suhu udara optimum antara 17°C – 20°C dan suhu udara minimum antara 4°C – 5°C dengan kelembaban udara 80% – 90%.Ketinggian tempat yang ideal antara 1000-2000 m dpl
PENGOLAHAN LAHAN
Sebelum lahan dibajak digenangi air lebih dahulu semalam. Keesokan harinya dilakukan pembajakan sedalam sekitar 30 cm, setelah itu tanah dilakukan pengeringan baru dihaluskan.
PEMBENTUKAN BEDENGAN
Bentuk bedengan dengan ukuran lebar 80-120 cm, tinggi 30 – 40 cm, jarak antar bedengan 60 cm, panjang menyesuaikan keadaan lahan.
PENGAPURAN
Berikan dolomit sekitar 100-200 kg per 1000 m2 sesuai kondisi lahan.
PEMUPUKAN DASAR
Taburkan pupuk UREA 20 kg + TSP 25 kg + KCl 10 kg dan Pupuk kandang 2-3 ton dalam 1000 m2. POC NASA disiramkan 30-60 tutup/1000 m2 ditambahkan air secukupnya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, POC NASA diganti SUPERNASA caranya yaitu 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter sebagai larutan induk, kemudian ambil 50 liter air dan tambahkan 200 cc larutan induk tadi.Setelah itu siramkan ke bedengan secara merata. 1 botol SUPERNASA bisa untuk 1000-2000 m2
PEMBERIAN NATURAL GLIO
Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur utamanya penyakit layu tebarkan Natural GLIO yang telah dicampur dengan pupuk kandang dan didiamkan selama seminggu. 1 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-30 kg pupuk kandang untuk luasan sekitar 1000 m2.
PEMASANGAN MULSA
Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.
PEMBUATAN LUBANG TANAM
Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 – 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.
CARA PENANAMAN
Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
PENYULAMAN
Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.
PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada gulma/ rumput liar yang menyaingi kehidupan tanaman
PEMANGKASAN
Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.
PEMUPUKAN SUSULAN
Pupuk diberikan pada umur 1,5 – 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/ tanaman.
PENGGUNAAN POC NASA + HORMONIK
Semprotkan (3-4 tutup POC NASA) + (1-2 tutup HORMONIK) per-tangki 14 liter setelah 2 bulan dengan interval 7-10 hari sekali.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
H A M A

a. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda. Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR.
b. TUNGAU (Tetranychus sp -Tarsonemus sp)
Bagian yang diserang: daun,tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok. Pencegahan PENTANA + AERO 810 atau NATURAL BVR.
c. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus)
Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya. Pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
PENYAKIT
a. Layu verticillium (Verticillium dahliae)
Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman. Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman. Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
b. Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook)Busuk Rhizopus/ Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer )
Bagian yang diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh.
Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, gunakan Natural GLIO pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.
c. Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani)
Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkanPhytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan.
Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman, berikan Natural GLIO pada awal penanaman.
d. Empulur merah (Phytophtora fragrariae)
Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tudak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah.Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah.
Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat, campurkan Natural GLIO pada awal penanaman.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki
PANEN
Tanaman strawberry mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau dipangkas karena belum bisa berproduksi secara optimum. Setelah tanaman berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah.Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting bagian tangkai buah beserta kelopaknya, dan dilakukan secara periodik dua kali seminggu.

Teknik Budidaya Jeruk 2

Teknik Budidaya Jeruk 2

Pupuk Organik Nasa Menghadirkan cara penanaman Jeruk yang tepat guna bagi para petani sesuai anjuran dari PT Natural Nusantara.Adapun Teknik penanaman Jeruk seperti di bawah ini 
I. PENDAHULUAN
Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi yang luas. Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya petani jeruk serta didukung dengan hasil inovasi teknologi pemupukan dan hormon alami, pengelolaan hama dan penyakit terpadu, serta sistem budidaya lainnya yang semuanya didasarkan pada semangat ramah lingkungan akan meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.
II. SYARAT PERTUMBUHAN



Perlu 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun, perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus. Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum sekitar 70-80%. Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok, derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 . Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Cara generatif
Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang. Tanah persemaian diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram larutan POC NASA + 1-2 cc/lt air. Persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1) atau cukup dengan menggunakan tanah biasa disiram POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10-15 liter air.
3.1.2. Cara Vegetatif
Metode dengan cara penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (understam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa digunakan adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange. Setelah penyambungan tunas pucuk atau penempelan mata tempel, segera disemprot menggunakan POC NASA (3-4 tutup/tangki ) + HORMONIK (1 tutup/tangki ).
3.1.2.1. Pengolahan Media Tanam
Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini: (a) Keprok dan Siem jarak tanam 5 x 5 m; (b) Manis : jarak tanam 7 x 7 m; (c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m; (d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m; (e) Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m; (f) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m.
Lubang tanam dibuat 2 minggu sebelum tanam. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas. Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 1-2 kg pupuk kandang dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan.
Pengembangbiakan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
3.1.2.2. Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan: (a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan; (b) Pengurangan akar; (c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata dengan dosis ± 1 tutup POC NASA per liter air setiap pohon. Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 (satu) botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap
1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan setiap pohon.
Beri mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitar bibit. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
IV. PEMELIHARAAN TANAMAN
4.1. Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
4.2. Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
4.3. Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
4.4. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
4.5. Pemupukan Susulan
Umur
(tahun)
Dosis Pupuk Makro (gr/pohon)
UreaTSPKCl
180170170
2160325250
3250500325
4325170425
5400210500
6500250600
7600300700
8700325780
9780390850
10850425900
>10Sebaiknya dilakukan analisis tanah
Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0-32-3 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4-5 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun)
>33-4 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 3-4 bulan sekali (sesekali bisa disemprot ke daun)
Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dosis 1 botol untuk + 200 pohon. Cara lihat pada Teknik Penanaman (Point 3.1.2.2.)
4.6. Penggunaan Hormonik
Hormonik dapat diberikan terutama setelah tanaman berumur 2 tahun, atau diberikan sejak awal lebih bagus. Caranya melalui penyiraman atau penyemprotan bersama dengan POC NASA (3-5 tutup POC NASA ditambah 1 tutup Hormonik).
4.7.Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
4.8. Penjarangan Buah
Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan hanya 2-3 buah.
V. Hama dan Penyakit
5.1. Hama
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang terserang.
b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.
c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang : daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan PESTONA atau Natural BVR.
e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah berumur 2-5 minggu.
f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan PESTONA
g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.
h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang : tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR. Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.
i. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.
5.2. Penyakit
a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor.
b. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit.
c. Embun tepung
Penyebab: jamur Oidium tingitanium. Bagian diserang : daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
d. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
e. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam
f. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam
g. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga. Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
h. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian diserang : batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
VI. Panen
Buah jeruk dipanen saat masak optimal berumur + 28-36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.