Minggu, 27 April 2014

Budidaya Bawang Merah Organik

Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses budidaya bawang merah kita dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang menyebabkan produksi menurun. Memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan peningkatan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K - 3 ), sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas.

A. PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320 C

2. Pengolahan Tanah
Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm
Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm.
Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan. '

3. Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan.

Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 10 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
Biarkan selama 5 - 7 hari
4. Pemilihan Bibit
  • Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
  • Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
  • Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
B. FASE TANAM
1. Jarak Tanam
Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok
Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron

2. Cara Tanam
Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air )
Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASA
Simpan selama 2 hari sebelum tanam
Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.

C. AWAL PERTUMBUHAN ( 0 - 10 HST )
1. Pengamatan Hama
Waspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas.

Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan VIREXI atau VITURA . Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dengan VIREXI.

Ulat tanah . Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprot dengan PESTONA.
Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.

2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang

Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di Brebes disebut melem).

3. Pemupukan pemeliharaan/susulan

Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.

Pemupukan dilakukan 2 kali
( dosis per 1000 m2 ) :
  • 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
  • 4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2 minggu.

4. Pengairan
Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %
Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah
Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman

D. FASE VEGETATIF ( 11- 35 HST )
1. Pengamatan Hama dan Penyakit
Hama Ulat bawang, S. litura dan S. exigua
Thrips, mulai menyerang umur 30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan BVR atau PESTONA.

Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dengan penebaran GLIO.

Penyakit Antraknose atau Otomotis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan GLIO

Penyakit oleh virus.
- Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan.

Busuk umbi oleh bakteri.
- Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering.
- Busuk umbi/ leher batang oleh jamur.
- Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).
- Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.

2. Pengelolaan Tanaman
- Penyiangan kedua dilakukan pada umur
30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak.

- Penyemprotan POC NASA dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari ke 35 penyemprotan ditambah HORMONIK dengan dosis 1-2 tutup/ tangki (dicampurkan dengan NASA).
- Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari.

E. PEMBENTUKAN UMBI ( 36 - 50HST )
Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.

F. PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 HST )

Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari.

G. PANEN DAN PACA PANEN
1. Panen
  • 60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70 - 90 hari.
  • Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek
  • Pemanenan dengan pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan (Jawa : dipocong)
2. Pasca Panen
- Penjemuran dengan alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang.
- Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang.

Selasa, 08 April 2014

Mengatasi Penyakit Karena Jamur pada Ikan Air Tawar

TON TAMBAK Organik Nusantara
Bagaiman Mengatasi Penyakit Karena Jamur pada Ikan Air Tawar ?
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit, cendawan, atau hama dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan kimia atau disinfektan dan insektisida. Disinfektan yang biasa digunakan adalah benzalkonium chloride, chlorine, formaldehyde, dan iodine. Dalam pemberian antibiotika maupun disinfektan, yang terpenting dan harus diperhatikan adalah dosis dan cara pemakaian serta waktu henti obatnya (with drawal time). Pemberian TON baik sebelum maupun selama budidaya berlangsung akan membantu mengurangi resiko pertumbuhan jamur di air kolam.

Rabu, 02 April 2014

Sembuh dari Infeksi Kandungan dengan Crystal X


Ibu Nur dari desa Gebang, Cirebon telah divonis infeksi kandungan sejak bulan Desember 1991. Semenjak saat itu ibu Nur berobat ke spesialis, bidan-bidan, dan tempat-tempat lain yang menawarkan kesembuhan pada penyakit yang dideritanya. Namun hasilnya tidak memuaskan, hasil berobat selama tahun 1991 dan 2008 yang telah dilalui, mulai dari terapi, penyinaran bahkan kemoterapi yang menghabiskan dana puluhan juta hanya menghilangkan rasa sakit saja, bukan menghilangkan penyakitnya.

Tahun 2008 ibu Nur dikenalkan dengan Crystal X oleh anaknya. Awalnya ibu Nur tidak percaya dan ragu karena sudah banyak jenis pengobatan yang telah dijalaninya. Namun karena anaknya selalu memberi nasehat dan member pengarahan tentang Crystal X, akhirnya ibu Nur mencoba Crystal X.

Sebelum memakai Crystal X, ibu Nur sering mengalami keterlambatan datang bulan, bahkan sampai terlambat tiga bulan hingga menimbulkan rasa tidak enak di badan. Ditambah lagi aroma tidak sedap yang berasal dari seputar daerah kewanitaannya. Bahkan ibu Nur mengemukakan bahwa dirinya sudah tidak memiliki semangat hidup lagi. Darah yang muncul saat haid terlihat kehitam-hitaman. Siklus haid pun tak lancar, dan ibu Nur harus mengalami  itu selama 9 tahun.

Setelah memakai Crystal X, pemakaian pada hari pertama belum terasa adanya perubahan. Pemakaian pada hari kedua, ibu Nur merasakan mulas bukan main di perut pada bagian yang membengkak karena penyakitnya. Pemakaian pada hari ketiga, ibu Nur kembali merasakan mulas, lalu ibu Nur pergi ke kamar mandi. Saat di kamar mandi itulah terjadi keluar kotoran-kotoran dan gumpalan-gumpalan putih. Ibu Nur menyebut gumpalan putih itu seperti gajih (lemak) yang sudah mengering. Setelah keluarnya gumpalan tersebut, badan terasa plong dan nyaman.

Ibu Nur pun bersujud syukur kepada Allah karena telah memberikan kesembuhan dengan Crystal X. Semenjak saat itu ibu Nur belum berobat lagi soal infeksi kandungannya, beliau hanya menggunakan Crystal X. Bau hilang, keputihan hilang, dan beliau merasa normal kembali. Bagian perut yang membengkak pun menjadi normal kembali.

Saat perutnya membengkak, ibu Nur harus bersusah payah untuk keluar rumah dengan mengendarai sepeda motor. Namun sekarang ibu Nur Enjoy aja ketika harus pergi ke luar rumah dengan berkendara sepeda motor.

Ibu Nur berulang kali menuturkan rasa syukurnya kehadirat Allah karena telah memberikan sesuatu yang luar biasa kepadanya. Ibu Nur yang dulunya kehilangan semangat hidup, sekarang mulai merasakan kebahagiaan kembali.

TANGGUH Probiotik Peternakan Perikanan




Harga Rp 80.000



TANGGUH Probiotik Peternakan dan Perikanan, Salah satu produk terbaru dari NASA PT Natural Nusantara bersamaan dengan produk TANGGUH Pupuk Hayati & Dekomposer yang akan membantu petani dan peternak dalam meningkatkan hasil produksinya secara Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian (K3). TANGGUH Probiotik diformulasikan khusus untuk menyempurnakan proses fermentasi di dalam pencernaan ternak dan ikan sehingga mampu mempercepat proses pertumbuhan.
TANGGUH Probiotik diproses dari bahan-bahan alami murni sehingga aman, sehat dan dapat meningkatkan gizi, cita rasa, dan dapat menekan tingkat kerusakan ternak (palatibilitas). Produk Probiotik Peternakan dan Perikanan ini juga berfungsi meningkatkan kesuburan perairan sekaligus kesehatan udang dan ikan.

Kandungan TANGGUH Probiotik

Lactobacillus sp.2,5 x 107 cfu/ml
Azotobacter sp.1,31 x 106 cfu/ml
Streptomyces sp.2,42 x 106 cfu/ml
Saccharomyces sp.8m20 x 107 cfu/ml
Aspergillus sp.1,90 x 105 cfu/ml
Trichoderma sp.2,8 x 105 cfu/ml
Keterangan: Tidak mengandung bakteri merugikan (Patogen)

Dosis Pemakaian Probiotik TANGGUH

Ternak
  • 2 tutup botol (20cc) per 20 liter air untuk 100 kg (1 kwintal) pakan ternak hijauan/jerami
  • 1 tutup botol (10cc) per 1 liter air untuk 5 kg pakan konsentrat
Udang5 – 6 liter / ha
Ikan3 – 6 liter / ha

Cara Pemakaian TANGGUH Probiotik

Pemakaian untuk Pembuatan Pakan Ternak

  1. Bahan dicacah hingga berukuran 5 cm lalu ditumpuk setebal 20 cm, siramlah dengan larutan TANGGUH Probiotik sesuai dosis di atas, kemudian taburkan bekatul.
  2. Tumpuk lagi bahan di atasnya dan ulangi prosedur yang sama terus menerus hingga mencapai ketinggian 1 meter.
  3. Tutup rapat 1-3 hari
  4. Buka dan keringkan sebelum diaplikasikan ke ternak
Untuk menyempurnakan proses pencernaan dan metabolisme dalam tubuh ternak, aplikasikan juga penggunaan VITERNA.

Pemakaian untuk Kolam Udang & Ikan

  1. Larutkan TANGGUH 2-3 liter bersamaan dengan TON (Tambak Organik Nusantara) dengan air secukupnya, lalu siramkan merata ke tanah dasar tambak/kolam pada tahap persiapan lahan (belum ada air)
  2. Larutkan TANGGUH 0,5 liter dicampur air secukupnya lalu siramkan merata ke air tambak/kolam setiap 2 minggu sekali (bersamaan dengan aplikasi TON) selama 6 kali mulai umur 21 hari

Pemakaian untuk Pakan Udang & Ikan

  • Larutkan 5 cc (0,5 tutup botol) TANGGUH dan 10 cc VITERNA dalam air secukupnya untuk dicampur dengan 8-10 kg pakan udang/ikan
Tingkatkan produktivitas peternakan dan perikanan anda dengan TANGGUH Probiotik dari PT Natural Nusantara (NASA) !

Selasa, 01 April 2014

Cara Budidaya Cabai Rawit Dengan Nasa




PERSIAPAN  LAHAN  :
1.    Campurkan Natural GLIO  1- 2 dos ke dalam pukan 25 – 50 kg, lalu diperam 1 – 2 minggu [ pengembangbiakan jamur GLIO, sebagai campuran media semai.
2.    Komposisi media semai  : tanah, pukan di atas dan pasir  [ 1:1: 1 ]

PEMBIBITAN  ;

1.    Kebutuhan benih 10 – 11 11 sacet / ha
2.    Rendam benih dengan 2- 4 cc POC Nasa / liter air hangat selama 2 jam
3.    Tiriskan dan peram 2- 4 hari, benih yang berkecambah segera disemai
4.    Semprotkan POC Nasa 1-2 tutup / tangki pada bibit usia 7 – 14 hari setelah semai


PENGOLAHAN LAHAN DAN PEMUPUKAN DASAR  :

1.    Taburkan pukan padalahan dan dolomit 200 – 300 kg / ha, serta lakukan olah tanah
2.    Buat bedengan [ tinggi 40 cm, lebar 1 meter ] dengan drainase yang cukup
3.    Campurkan SuperNasa bersama pupuk TSP 150 kg / ha, lalu taburkan merata. kemudian taburkan pukan yang sudah dicampur GLIO  [ aplikasi 1 minggu sebelum tanam ]
 4.  Tutup bedengan dengan mulsa

PEMUPUKAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN

Pemupukan makro susulan [ Urea, KCL dan ZA ]
·           Usia 1 – 4 minggu  : Urea  = 10 sdm, ZA = 10 sdm, KCL = 10 sdm, Power Nutrition = 5 – 10 sdm. Aplikasi campurkan  kedalam 50 liter air, aduk hingga rata, siramkan 1 gelas [ 200 cc ] per batang, dengan interval aplikasi 1 minggu
·           Usia 5 minggu dan seterusnya  : Urea  = 10 sdm, ZA = 10 sdm, KCL = 20 sdm, Power nutrition = 10 – 20 sdm, campurkan ke dalam 50 liter air dan kocorkan 2 gelas [ 400 cc ] per batang, dengan interval 1 minggu
·            
PEMUPUKAN DENGAN POC NASA, HORMONIK DAN AERO

Usia 2 minggu dan seterusnya [ interval 1 – 2 minggu ], semprotkan POC Nasa 3 tutup + Hormonik 1 tutup, Aero 0,5 tutup kedalam tangki [ 10, 12, 15, 17 liter ]
PEREMPELAN  : sisakan 2 – 3 cabang pada usia 15 – 3 hari dan pemasangan ajir dan tali penguat pada usia 15 hari setelah tanam

FASE PANEN DAN PASCA PANEN

1.    Pemanenan
-       Panen pertama sekitar umur 60 – 75 hari
-       Panen kedua dan seterusnya 2 – 3 hari dengan jumlah panen mencapai 30 – 40 kali atau lebih tergantung ketinggian tanah dan cara budidayanya
2.    Cara panen
-       Buah dipanen tidak terlalu tua [ kemasakan 80 -90 persen ]
-       Pemanenan yang  baik setelah embun kering
-       Penyortiran dilakukan sejak dilahan
-       Simpan ditempat yang teduh
3.    Pengamatan hama dan penyakit
-       Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak
-       Semprotkan Pentana [ 3 – 5 tutup atau Pestona 5 – 10 tutup per tangki ] sebaiknya 5 – 10 hari sekali
-       Semprotkan BVR [ 1 sdm / tangki ] selang dengan Pestona / Pentana
-       Pasang perangkap hama terbang dengan METILAT LEM

HAMA  CABAI

a.    Kutu daun Persik [ Aphids,sp ]
Biasanya kutu daun bersembunyi di bawah daun, pijit kutu daun yang ditemukan, semprot dengan BVR atau Pestona
b.    Hama Thrips pervispinus
Gejala serangan daun mengkerut dan bercak kiorosis, karena cairan daun yang dihisap, lapisan daun keprek-perekan / tembaga, biasanya bersembunyi dibawah daun, pengamatan pada pagi hari/sore hari, semprot dengan BVR / Pestona
c.    Hama Tungau [ pholiphagotarsonemus latus ]
Serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir sepanjang tulang daun. Pengendalian dengan BVR / Pestona
d.    Lalat buah [ docus dorsalis ]
Gejala buah berisi belatung akan menjadi keropos, buah sering gugur. Lubang memungkinkan bakteri pembusuk masuk, sehingga buah busuk basah, buah kumpulkan dan musnahkan. Pasang perangkap lalat buah dengan METILAT LEM

PENYAKIT CABAI

a.    Rebah semai
Gejala  tanaman terkulai karena batang busuk, disebabkan cenawanphytium sp dan Rhizoctonia sp, pengendalian tanaman bersama tanah dibuang, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan berat siram dengan GLIO [ 1 sdm per 20 liter air ]
b.    Embun bulu
Ditandai dengan adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun / kotil. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai
c.    Kelompok virus
Pertumbuhan bibit terhambat, cara mengatasi bibit dicabut dan dibakar, semprot virus dengan BVR / Pestona
d.    Penyakit layu
Disebabkan jamur fussarium, plyitum dan Rhytizoctonia, tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman dimusnahkan, sebarkan GLIO
e.    Penyakit bercak daun
Jamur menyerang pada musim hujan, daun berwarna abu-abu / putih, kadang berlubang, daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan rantingnya
f.     Penyakit busuk buah Antraknosa
Mula-mula bercak pada buah atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar, berkembang menjadi orage, abu-abu / hitam, bagian tengah ada garis-garis melingkar berwarna hitam. Pengamatan dilakukan pada buah hijau atau merah, buah yang terserang dikumpulkan dan dimusnahkan, serangan berat sebari GLIO dibawah tanaman